Sistem Koloid Dan Kegunaannya
MAKALAH
Guru Mata Pelajaran : Wiwik, SPd.
Disusun Oleh :
Kelompok I
1. Alis Martina
2. Abdu Rahman
3. Delis Siti Asiyah
4. Eda Kuswanda
5. Indah Novitasari
6. Leli Wiandani
7. Resti Daniati
8. Rifki Ichsan Pauzi
9. Rino Iryanto
10. Sela Nurlina
SMAN I CIKALONG
KABUPATEN TASIKMALAYA
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat
merampungkan penyusunan makalah kimia dengan judul "Sistem
Koloid dan Kegunaannya" tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin
kami upayakan dan didukung bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu kami tidak lupa untuk mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan
bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka
selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik
demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan
semoga dari makalah ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat
menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada
makalah-makalah selanjutnya.
Cikalong, April 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari
koloid banyak dijumpai baik dalam bentuk produk-produk maupun dalam keadaan
terlihat yang biasa dijumpai. Seperti produk sabun, dan produk aerosol atau
yang sering kali kita lihat seperi udara yang berdebu, kabut, dan lain
sebagainya.
Pada dasarnya setiap konsep dan
penerapan serta perlakuan melalui praktek kimia membutuhkan larutan dan
campuran. Di sini akan di bahas mengenai campuran yang secara khusus yakni
campuran koloid. Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya
terletak antara larutan dan suspensi (larutan kasar). Sistem koloid ini
mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dengan sifat larutan dan suspensi.
Keadaan bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun
gas, dan dapat di buat dalam keadaan koloid.
Melalui penjelasan di
atas menyampaikan bahwa betapa pentingnya mempelajari koloid, baik macam-macamnya ataupun mengetahui kegunaannya. Misalnya saja
dalam industri cat, keramik, plastik, lem, tinta, mentega, keju, pelumas, sabun,
detergen, gel, dan sejumlah besar produk lainnya. Maka dari pada itu, inilah yang
mendasari mengapa perlu mempelajari sistem koloid.
Oleh karena itu, sangat penting dilakukannya presentasi
mengenai sistem koloid ini mengingat begitu banyak kegunaannya serta begitu
erat dengan hidup dan kehidupan sehari-hari dan amat berguna terutama dalam
pengaplikasiannya. Dalam pembahasan makalah ini,
diharapkan kita dapat memahami arti penting dari kegunaan koloid yang amat sering
dijumpai terutama dalam bentuk produk-produk industri yang telah ada.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan koloid ?
- Apa saja kegunaan dari koloid dalam kehidupan sehari-hari ?
1.3 Tujuan Masalah
- Mengetahui apa itu sistem koloid dan jenis-jenisnya.
- Mengetahui kegunaan dari koloid dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai bidang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Koloid
Koloid adalah suatu
campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/ yang
dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Istilah koloid
pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya
terhadap gelatin yang merupakan kristal tetapi sukar mengalami difusi, padahal
umumnya kristal mudah mengalami difusi. Ukuran
partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa
diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel.
Oleh karena ukuran partikelnya yang relatif kecil, sistem
koloid tidak dapat diamati dengan mata langsung, tetapi masih bisa diamati
dengan menggunakan mikrosop ultra. Ternyata partikel koloid
mempunyai diameter 10-7 – 10-5. Mengapa harus menggunakan mikroskop ultra? Karena hanya partikel
yang ukuran diameternya lebih besar dari 10-5
cm dapat dilihat dengan mikroskop biasa.
Koloid juga
dinamakan dispersi koloid atau suspensi koloid, adalah campuran
pertengahan antara larutan sejati dan suspensi. Keadaan koloid atau sistem koloid
adalah suatu campuran berfase dua yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi. Zat
yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan
untuk mendispersi disebut medium pendispersi.
- Koloid memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Secara makroskopis bersifat homogen, tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra.
- Partikel berdimensi antara 1 nm-100 nm.
- Dua fase
- Pada umumnya stabil.
- Tidak dapat disaring, kecuali dengan penyaring ultra.
2.2 Jenis-Jenis Sistem Koloid
Sistem koloid
tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam medium pendispersi.
Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas.
Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi :
1. Sol (fase terdispersi padat)
Sol merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi berupa zat padat
dalam medium pendispersi zat cair.
a. Sol padat adalah sol dalam medium
pendispersi padat
Contoh: paduan logam,
gelas warna, intan hitam.
b. Sol
cair adalah sol dalam medium pendispersi cair
Contoh: cat, tinta,
tepung dalam air, tanah liat.
c. Sol
gas adalah sol dalam medium pendispersi gas
Contoh: debu di
udara, asap pembakaran.
2. Areosol (fase terdispersi padat atau cair)
Merupakan sistem koloid dengan
fase terdispersi padat atau cair dalam medium pendispersi gas.
a. Aerosol padat adalah aerosol dalam
medium pendispersi padat
Contoh: debu buangan knalpot.
b. Aerosol cair adalah aerosol dalam
medium pendispersi cair
Contoh: hairspray, obat semprot, parfum.
Emulsi adalah sistem koloid yang terbentuk dari fase cair yang terdispersi
dalam zat padat atau cair.
a.
Emulsi
padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat
Contoh: agar-agar,
keju, mentega, nasi.
b.
Emulsi
cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair
Contoh: susu, mayones, krim tangan.
c.
Emulsi
gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas
Contoh: hairspray, kabut, awan.
4. Buih (fase terdispersi gas)
Merupakan sistem koloid dengan
fase terdispersi gas dalam medium pendispersi cair.
a. Buih
padat adalah buih dalam medium pendispersi padat.
Contoh: batu apung, marshmallow, karet busa, styrofoam
b. Buih
cair adalah buih dalam medium pendispersi cair
Contoh: putih telur
yang dikocok, busa sabun
Untuk pengelompokan buih, jika fase
terdispersi dan medium pendispersi sama- sama berupa gas, campurannya tergolong
larutan.
5. Gel
Gel adalah koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair). Gel
dapat terbentuk dari sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium
pendispersinya.
Gel merupakan emulsi didalam medium pendispersi zat padat. Gel dapat
dianggap terbentuk akibat penggumpalan sebagian sol cair. Pada penggumpalan
ini, partikel-partikel sol akan bergabung membentuk suatu rantai panjang.
Rantai ini kemudian akan saling bertaut sehingga terbentuk suatu struktur
padatan di mana medium pendispersi cair terperangkap dalam lubung-lubang
struktur tersebut.
a. Gel elastis (Gel yang bersifat elastis), yaitu
dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan kembali ke bentuk awal jika gaya
ditiadakan. Contoh adalah sabun dan gelatin.
b. Gel non-elastis (Gel yang bersifat tidak elastis),
artinya tidak berubah jika diberi gaya. Contoh adalah gel silika.
2.2 Kegunaan Koloid
Sistem koloid banyak
digunakan dalam kehidupan, terutama dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang
penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling
melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.
Berikut ini adalah tabel aplikasi
koloid:
Jenis industri
|
Contoh aplikasi
|
Industri makanan
|
Keju, mentega, susu, saus salad
|
Industri kosmetika dan perawatan tubuh
|
Krim, pasta gigi, sabun
|
Industri cat
|
Cat
|
Industri kebutuhan rumah tangga
|
Sabun, deterjen
|
Industri pertanian
|
Peptisida dan insektisida
|
Industri farmasi
|
Minyak ikan, pensilin untuk suntikan
|
Berikut ini adalah penjelasan mengenai
aplikasi koloid :
1. Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna
dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan
dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloid akan
mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula
tebu sehingga gula dapat berwarna putih.
2. Penggumpalan Darah
Darah mengandung
sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka
tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik (styptic pencil) atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut
membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses
penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.
3. Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang
ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat, lumpur,
dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk
menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar
partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara
menambahkan tawas (Al2SO4)3 Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk
partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan
positif melalui reaksi:
Al3+ + 3H2O => Al(OH)3 + 3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari
partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga
mengendap karena pengaruh gravitasi.
4. Pembentukan Delta di Muara Sungai
Delta merupakan endapan di muara anak sungai pada sungai
induk. Air
sungai yang mengandung partikel-partikel koloid pasir dan
tanah liat yang bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg2+, dan Ca2+ yang bermuatan positif.
Ketika air sungai dan air laut bertemu di muara, maka ion-ion positif dari
air laut akan menetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi
koagulasi yang akan membentuk suatu delta.
5. Pengambilan Endapan Pengotor
Gas atau
udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali mangandung
zat-zat pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untuk memisahkan pengotor ini,
digunakan alat pengendap elektrostatik yang pelat logamnya bermuatan akan digunakan untuk menarik
partikel-partikel koloid.
6. Mengurangi Polusi Udara
Gas
buangan pabrik yang mengandung asap dan partikel berbahaya dapat diatasi dengan
menggunakan alat yang disebut pengendap cottrel. Prinsip kerja alat ini
memanfaatkan sifat muatan dan penggumpalan koloid sehingga gas yang dikeluarkan
ke udara telah bebas dari asap dan partikel berbahaya. Asap dari pabrik sebelum
meninggalkan cerobong asap dialirkan melalui ujung-ujung logam yang tajam dan
bermuatan pada tegangan tinggi (20.000 sampai 75.000 volt).
Ujung-ujung
yang runcing akan meng-ionkan molekul-molekul dalam udara. Ion-ion
tersebut akan diadsorpsi oleh partikel asap dan menjadi bermuatan. Selanjutnya,
partikel bermuatan itu akan tertarik dan diikat pada elektrode yang
lainnya. Pengendap Cottrel ini banyak digunakan dalam industri untuk dua
tujuan, yaitu mencegah polusi udara oleh buangan beracun dan memperoleh kembali
debu yang berharga (misalnya debu logam).
7. Penggumpalan Lateks
Getah
karet dihasilkan dari pohon karet atau hevea. Getah karet merupakan sol, yaitu
dispersi koloid fase padat dalam cairan. Karet alam merupakan zat padat yang
molekulnya sangat besar (polimer). Partikel karet alam terdispersi sebagai
partikel koloid dalam sol getah karet. Untuk mendapatkan karetnya, getah
karet harus dikoagulasikan agar karet menggumpal dan terpisah dari medium
pendispersinya. Untuk mengkoagulasikan getah karet, biasanya digunakan
asam formiat; HCOOH atau asam asetat; CH3COOH. Larutan asam pekat itu
akan merusak lapisan pelindung yang mengelilingi partikel karet. Sedangkan
ion-ion H+ nya akan menetralkan muatan
partikel karet sehingga karet akan menggumpal.
Selanjutnya,
gumpalan karet digiling dan dicuci lalu diproses lebih lanjut sebagai lembaran
yang disebut sheet atau diolah menjadi karet remah (crumb rubber). Untuk
keperluan lain, misalnya pembuatan balon dan karet busa, getah karet
tidak digumpalkan melainkan dibiarkan dalam wujud cair yang disebut lateks.
Untuk menjaga kestabilan sol lateks, getah karet dicampur dengan larutan
amonia; NH3. Larutan amonia yang bersifat
basa melindungi partikel karet di dalam sol lateks dari zat-zat yang bersifat
asam sehingga sol tidak menggumpal.
8. Membantu Pasien Gagal Ginjal
Proses
dialisis untuk memisahkan partikel-partikel koloid dan zat terlarut merupakan
dasar bagi pengembangan dialisator. Penerapan dalam kesehatan adalah sebagai
mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Ion-ion dan molekul kecil
dapat melewati selaput semipermiabel dengan demikian pada akhir proses pada
kantung hanya tersisa koloid saja.
Dengan
melakukan cuci darah yang memanfaatkan prinsip dialisis koloid, senyawa beracun
seperti urea dan keratin dalam darah penderita gagal ginjal dapat dikeluarkan.
Darah yang telah bersih kemudian dimasukkan kembali ke tubuh pasien.
9. Sebagai Deodoran
Deodoran mengandung aluminium klorida yang dapat
mengkoagulasi atau mengendapkan protein dalam keringat, endapan protein ini
dapat menghalangi kerja kelenjer keringat sehingga keringat dan potein yang
dihasilkan berkurang.
10. Sebagai Bahan Makanan dan Obat
Ada
zat-zat yang tidak larut dalam air sehingga harus dikemas dalam bentuk koloid
sehingga mudah diminum. Contohnya obat dalam bentuk sirup.
11. Sebagai Bahan osmetik
Hampir 90% dari bahan kosmetik dibuat dalam keadaan
koloid. Hal itu disebabkan sifat koloid yang mudah menyerap pewangi dan
pewarna, lembut, mudah dibersihkan, tidak merusak kulit dan rambut, dan
sekaligus mengandung dua macam bahan yang tidak dapat saling larut. Macam-macam
bentuk bahan kosmetik, yaitu sebagai berikut;
- Bahan kosmetik yang berbentuk aerosol, misalnya parfum dan deodorant spray, hairspray, dan
- penghilang bau mulut yang disemprotkan.
- Bahan kosmetik yang berbentuk sol, misalnya susu pembersih muka dan kulit, cairan untuk masker, dan cat kuku.
- Bahan kosmetik yang berbentuk emulsi, misalnya susu pembersih muka dan kulit.
- Bahan kosmetik berbentuk gel, misalnya deodoran stick dan minyak rambut (jelly).
- Bahan kosmetik yang berbentuk buih, misalnya sabun cukur dan sabun kecantikan.
- Bahan kosmetik yang berbentuk sol padat misalnya pemerah bibir, pensil alis, dan maskara.
12. Sebagai Bahan Pencuci
Prinsip
koloid juga digunakan dalam proses pencucian dengan sabun dan detergen. Dalam pencucian
dengan sabun atau detergen, sabun atau detergen berfungsi sebagai
emulgator. Sabun atau detergen akan mengemulsikan minyak dalam air
sehingga kotoran-kotoran berupa lemak atau minyak dapat dihilangkan
dengan cara pembilasan dengan air.
13. Penghilang Kotoran pada
Proses Pembuatan Sirup
Kadang-kadang
gula masih mengandung pengotor sehingga jika dilaturkan tidak jernih, pada
industri pembuatan sirup, untuk menghilangkan pengotor ini biasanya digunakan
putih telur. Setelah gula larut, sambil diaduk ditambahkan putih telur sehingga
putih telur tersebut menggumpal dan mengadsorpsi pengotor. Selain putih telur,
dapat juga digunakan zat lain, seperti tanah diatome atau arang aktif.
14. Penggunaan Arang
Aktif
Arang
aktif merupakan contoh dari adsorben yang dibuat dengan cara memanaskan arang
dalam udara kering. Arang aktif memiliki kemampuan untuk menjerap berbagai zat.
Obat norit (obat sakit perut) mengandung zat arang aktif yang berfungsi
menjerap berbagai zat dan racun dalam usus. Arang aktif ini juga digunakan pada lemari es (untuk menghilangkan bau), dan rokok filter (untuk
mengikat asap nikotin dan tar).
15. Perebusan Telur
Telur
mentah merupakan suatu sistem koloid dengan fase terdispersi berupa protein.
Jika telur tersebut direbus akan terjadi koagulasi sehingga telur tersebut
menggumpal.
16. Pembuatan
Yoghurt
Susu
dapat diubah menjadi yoghurt melalui fermentasi. Pada fermentasi susu akan
terbentuk asam laktat yang menggumpal dan berasa asam.
17. Pembuatan Tahu
Pada
pembutan tahu dari kedelai, mula-mula kedelai dihancurkan sehingga terbentuk
bubur kedelai (seperti susu). Kemudian, ditambahkan larutan elektrolit, yaitu
CaSO4. 2H2O yang disebut batu tahu
sehingga protein kedelai menggumpal dan membentuk tahu.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sistem koloid banyak dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari, seperti di alam (tanah, air, dan udara), industri, kedokteran,
sistem hidup, dan pertanian. Di industri sendiri, aplikasi koloid untuk
produksi cukup luas. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang
penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling
melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala besar.
3.2 SARAN
Diharapkan dari makalah
ini kita semua dapat mengambil pelajarannya dan semoga kita bisa menggunakan
koloid sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://tekanlagi.blogspot.co.id/2013/05/makalah-sistem-koloid.html
0 komentar:
Posting Komentar